Jurnal Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa

Pengembangan alat peraga dan modul Internet of Things dengan pendekatan define-measure-analyze-design-verify untuk mendukung aktivitas pembelajaran

2024-10-21T08:43:06+07:00

Era Industri 4.0 menuntut mahasiswa memiliki kompetensi yang relevan dengan teknologi digitalisasi, termasuk Internet of Things (IoT), sebagai pilar utama dalam mendukung otomatisasi industri. Untuk membekali mahasiswa menghadapi tantangan ini, program pendidikan teknik industri menawarkan mata kuliah Otomasi Industri yang salah satu materinya adalah IoT. Namun, keterbatasan alat peraga dan modul yang sesuai menghambat optimalisasi pembelajaran IoT. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga dan modul praktikum IoT menggunakan pendekatan DMADV (define, measure, analyze, design, verify). DMADV berfokus pada kebutuhan pelanggan yang didapatkan melalui wawancara dan survei Kano, kemudian digunakan sebagai dasar untuk merancang desain dengan peta morfologi. Metode tersebut dinilai efektif untuk mengembangkan modul dan alat peraga yang memenuhi kebutuhan penggunanya. Modul dan alat peraga yang dihasilkan adalah Smart Warehouse, sebuah miniatur gudang yang dapat melakukan aktivitas warehousing sederhana secara otomatis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan kompetensi mahasiswa dalam teknologi IoT, mempersiapkan mereka menghadapi tantangan Industri 4.0, sekaligus memberikan landasan metodologis untuk pengembangan alat peraga pendidikan yang lebih terstruktur dan terukur.

Studi empiris pengaruh usia, pengalaman kerja, dan absensi terhadap kualitas produk: Studi kasus di PT XYZ

2024-10-23T15:54:21+07:00

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor sumber daya manusia (usia, lama bekerja, dan absensi) terhadap kualitas produk di PT XYZ dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Data yang digunakan mencakup informasi dari database karyawan dan jumlah produk cacat dalam proses pengemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa absensi memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas produk dengan nilai koefisien -3,51264 dan p-value = 0,0236 (p < 0,05). Namun, usia (p-value = 0,6234) dan lama bekerja (p-value = 0,7503) tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kualitas produk. Nilai R-squared sebesar 9,58% dan Adjusted R-squared sebesar 5,40% menunjukkan bahwa meskipun faktor-faktor yang diuji memberikan beberapa wawasan, masih terdapat faktor lain yang lebih dominan dalam memengaruhi kualitas produk. Penelitian ini bersifat kontekstual di PT XYZ dan tidak dapat digeneralisasi ke industri lain. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas pengemasan, mengurangi cacat produk, serta memperkaya pengembangan human resource analytics di industri farmasi, sekaligus membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut terkait pengambilan keputusan berbasis data.

Strategi peningkatan jumlah penyewaan di Audiovisual.id dengan metode SWOT dan Marketing Mix 7P

2024-10-02T09:42:38+07:00

Perancangan ulang kemasan Susu Kedelai Bu Kati dengan metode Quality Function Deployment dan Geneva Emotion Wheel

2025-02-27T12:13:40+07:00

Susu Kedelai Bu Kati adalah sebuah UMKM yang berdiri sejak 2015. UMKM ini mengalami penurunan penjualan karena kemasan yang kurang menarik, mudah bocor, dan ketahanan produk yang hanya satu hari di suhu ruang. Penelitian ini merancang ulang kemasan susu kedelai sehingga dapat memperpanjang daya tahan produk. Perancangan dilakukan dengan menggabungkan metode Quality Function Deployment (QFD) dan metode Geneva Emotion Wheel (GEW). Dari hasil perancangan dihasilkan tiga desain dengan ukuran botol 250 ml, 300 ml, dan 350 ml. Desain dengan ukuran botol 250 ml dipilih karena dianggap paling sesuai oleh konsumen. Penilaian terhadap desain terpilih menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai kemasan dari 5,22 (untuk kemasan lama) menjadi 9,32 (untuk kemasan baru). Hasil evaluasi emosi menggunakan metode GEW menunjukkan peningkatan rata-rata nilai emosi positif dari 1,44 menjadi 6,99, serta penurunan emosi negatif dari 3,98 menjadi 1,82. Percobaan sederhana terhadap kemasan baru menunjukkan peningkatan daya tahan produk Susu Kedelai Bu Kati dari 1 hari (untuk kemasan lama) menjadi 2 hari (untuk kemasan baru).

Analisis produktivitas untuk mengevaluasi losses tertinggi pada mesin filling produksi kosmetik

2025-05-31T23:08:35+07:00

Tingkat produktivitas pada mesin filling berpengaruh terhadap efektivitas sistem produksi perusahaan kosmetik. Metode mixed method research digunakan untuk mengetahui penyebab dari loss produksi yang terjadi. Pertama, Pareto chart digunakan untuk mengevaluasi proses pada mesin filling untuk produk yang memiliki loss produksi tertinggi dan capaian produktivitas terendah. Berdasarkan hasil analisis, produksi Body Wash pada mesin filling yang dilakukan pada tanggal 15 Januari 2025 memiliki nilai kontribusi loss produksi terbesar dengan capaian produktivitas terendah. Sementara itu, proses pada mesin filling untuk produk Shower Gel pada 24 Januari 2025 memiliki kontribusi loss produksi terendah dan capaian produktivitas terbesar. Dengan Fishbone diagram dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap efisiensi kerja mesin, kesesuaian antara kapasitas mesin dengan karakteristik masing-masing produk, serta identifikasi terhadap proses yang belum berjalan secara optimal. Dari hasil tersebut, beberapa rekomendasi perbaikan dapat diberikan antara lain penyesuaian jadwal produksi, optimalisasi pemanfaatan mesin sesuai dengan jenis produk, serta peningkatan pengawasan terhadap jalannya proses produksi.