Perancangan Kawasan Wisata Gua Permoni Desa Trimulyo, Kabupaten Bantul Dengan Pendekatan Berbasis Iklim

Authors

  • Nimas Sekarlangit Universitas Atma Jaya Yogyakarta
  • Jackobus Ade Prasetya Universitas Atma Jaya Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.24002/senapas.v2i1.9239

Abstract

Abstract — Tourists visit Permoni Cave on Permoni Hill. Pedal bike enthusiasts visit this place to enjoy the natural beauty, but it needs to be better organised and maintained to make visitors feel at home. The Permoni Cave tourist area in Trimulyo Village, Bantul Regency, was built to increase visitors. Thus, the Abdimas programme is designed for natural beauty, local community participation, environmental sustainability, and economic potential. In addition, it finds rare plants planted in tourist areas to support natural habitats. Stakeholder participation, partner problem-solving, local management group solutions, and SWOT analysis are implementation methods. Because of the tropical climate, the architecture was climate-based. The result is an ecotourism concept with four zones: parking and souvenir, main entrance, Permoni Cave, camping ground, and outbound. Functional zoning using sunlight visualisation and sustainable regional infrastructure design inspired this idea. It simulates sun and shading durations to ensure each zone has the proper function and optimal sun exposure. This design should create a sustainable, environmentally friendly Permoni Cave tourist area that benefits tourists and the local community

Keywords — Eco-tourism, Sustainable, Environmentally Friendly

 

Abstrak— Gua Permoni adalah lokasi wisata di Bukit Permoni. Pecinta sepeda kayuh sering menghabiskan waktu menikmati keindahan alam, akan tetapi tempat ini belum terorganisir dan belum dipelihara dengan baik, sehingga pengunjung tidak betah berada disana. Kawasan wisata gua Permoni, yang terletak di Desa Trimulyo, Kabupaten Bantul, dibangun untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Oleh sebab itu, tujuan program Abdimas, membuat perancangan yang mempertimbangkan, keindahan alam, partisipasi masyarakat lokal, keberlanjutan lingkungan, dan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan. Selain itu juga mempertimbangkan habitat alami dalam desain kawasan wisata. Metode pelaksanaan, melibatkan partisipasi pemangku kepentingan, diskusi masalah dengan mitra, mencari solusi dengan kelompok pengelola lokal dan analisis SWOT. Perancangan arsitektur dilakukan dengan pendekatan iklim. Hasilnya adalah gagasan ekowisata dengan empat zona utama: Area Parkir dan Souvenir, Pintu Masuk Utama, Area Gua Permoni, dan Area Camping Ground dan Outbound. Gagasan ini dihasilkan melalui sebuah zonasi fungsional didasarkan pada visualisasi durasi sinar matahari, dan perancangan infrastruktur kawasan juga mempertimbangkan keberlanjutan. Ini didasarkan pada simulasi durasi sinar matahari dan pembayangan, yang memastikan bahwa setiap zona memiliki fungsi yang sesuai dengan eksposur matahari yang optimal. Kesimpulannya, secara keseluruhan, desain ini diharapkan dapat membangun kawasan wisata Gua Permoni yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan bermanfaat bagi wisatawan dan masyarakat lokal.

Kata Kunci— Ekowisata, Berkelanjutan, Ramah Lingkungan

Author Biography

Nimas Sekarlangit, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

ORCID ID : 0000-0002-5018-5811
Google Scholar ID : rtNPFi8AAAAJ
SINTA ID : 6728635

Downloads

Published

2024-06-30

Issue

Section

Articles