https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/issue/feedModus 2025-03-19T15:10:05+07:00Elizabeth Fiesta Clara Shinta Budiyonomodus@mail.uajy.ac.idOpen Journal Systems<p><span id="result_box" lang="en">MODUS is published twice a year, in March and September. This journal publishes empirical and conceptual research in the areas of accounting, economics, business and management and was first published in 1983 by the Faculty of Business and Economics, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. This journal welcomes relevant submissions from researchers and academics in the fields of accounting, economics, business and management<span id="result_box" lang="en">.</span></span></p>https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/article/view/9064GEREJA SEBAGAI ORGANISASI NIRLABA: KETIKA NILAI-NILAI AKUNTANSI DAN LOYALITAS, MEMPENGARUHI INTENSI UMAT UNTUK BERDONASI2024-04-26T14:49:10+07:00Jannes Samuel Elfronzo Abhimael Panggabeanjannes@ukrimuniversity.ac.idMarthin Elfritz Panggabeanmarthinp@gmail.com<p><em>The recent revelation of corrupt behavior and fraud committed by certain church officials can undermine the trust of the congregation in the church’s financial management, ultimately reducing their intention to donate to the church. To address this issue, the church is urged to be transparent and accountable. This study aims to examine the influence of transparency, financial accountability, and the loyalty of the congregation to the church on their intention to donate. Data was obtained from 132 respondents across synods through a questionnaire. This study shows that transparency, financial accountability, and loyalty partially have a positive impact on the intention of the congregation to donate to the church. Through this research, the church is expected to provide optimal service to the congregation, including improving transparency and financial accountability, in order to maintain the loyalty of the congregation, which will ultimately increase their intention to donate to the church.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>transparency; financial accountability; loyalty; congregation’s intention to donate; church.</em></p> <p>Terungkapnya perilaku koruptif dan kecurangan yang dilakukan oknum pengurus gereja beberapa waktu terakhir dapat menurunkan kepercayaan umat kepada pengelola keuangan gereja yang pada akhirnya dapat menurunkan intensi umat untuk berdonasi bagi gereja. Untuk mengatasi masalah tersebut, gereja didesak untuk transparan dan akuntabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh transparansi, akuntabilitas keuangan, dan loyalitas umat kepada gereja terhadap intensi umat untuk berdonasi bagi gereja. Data diperoleh dari 132 responden lintas sinode melalui kuesioner. Penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi, akuntabilitas keuangan, dan loyalitas berpengaruh positif terhadap intensi umat untuk berdonasi bagi gereja. Melalui penelitian ini, gereja diharapkan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada jemaat, termasuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan, agar loyalitas umat tetap terpelihara, yang pada akhirnya akan meningkatkan intensi umat untuk berdonasi bagi gereja.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> transparansi; akuntabilitas keuangan; loyalitas; intensi umat untuk berdonasi; gereja.</p>2025-03-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Modus https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/article/view/9753PENGARUH VISUAL APPEAL DAN SUBJECTIVE NORMS TERHADAP IMPULSE BUYING DENGAN DIMEDIASI OLEH PERCEIVED ENJOYMENT DAN DIMODERASI OLEH USER EXPERIENCE (STUDI PADA PENGGUNA SHOPEEPAY DI KOTA MALANG)2024-08-19T21:30:21+07:00Hasbi Mustopa Kamil Sabani210501110135@student.uin-malang.ac.idNur Laili Fikriahnurlailifikriah31@uin-malang.ac.id<p><em>The objective of this study is to explore how visual appeal and subjective norms impact impulse buying, with perceived enjoyment as a mediator and user experience as a moderator among ShopeePay users in Malang City. This research adopts a quantitative approach with a descriptive methodology. The study's population includes ShopeePay users in Malang City, with a sample of 95 participants. Data were gathered through online questionnaires, and analysis was conducted using Smart PLS version 4.0. The findings reveal that visual appeal and subjective norms have a significant effect on perceived enjoyment. Furthermore, both subjective norms and perceived enjoyment significantly influence impulse buying. Perceived enjoyment also mediates the effects of visual appeal and subjective norms on impulse buying. However, the effect of visual appeal on impulse buying was found to be non-significant. Additionally, user experience does not act as a moderating variable in the relationship between perceived enjoyment and impulse buying. Overall, the research hypotheses are supported with the exception of the link between visual appeal and impulse buying and the moderating role of user experience.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: </em><em>visual appeal; subjective norms; perceived enjoyment; user experience; impulse buying.</em></p> <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan <em>visual appeal</em> dan <em>subjective norms</em> terhadap <em>impulse buying</em>, yang dimediasi oleh <em>perceived enjoyment</em> dan dimoderasi oleh <em>user experience</em> pada pengguna ShopeePay di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi penelitian terdiri dari pengguna ShopeePay di Kota Malang dengan sampel 95 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner <em>online</em>. Analisis data menggunakan<em> Smart</em> <em>PLS</em> versi 4.0. Hasil penelitian membuktikan bahwa <em>visual appeal</em> dan <em>subjective norms</em> memiliki pengaruh signifikan terhadap <em>perceived enjoyment</em>. <em>Subjective norms</em> dan <em>perceived enjoyment</em> berpengaruh signifikan terhadap <em>impulse buying</em>. Selanjutnya, <em>perceived enjoyment</em> menediasi hubungan anatar <em>visual appeal </em>dan<em> subjective norms</em> atas <em>impulse buying</em>. Namun, pengaruh <em>visual appeal</em> atas <em>impulse buying</em> tidak signifikan. Terakhir, <em>user experience</em> tidak memberikan pengaruh moderasi atas <em>perceived enjoyment</em> atas <em>impulse bu</em><em>ying</em>. Kesimpulannya, hipotesis penelitian didukung kecuali untuk hubungan antara <em>visual appeal</em> dan <em>impulse buying</em>, serta peran <em>user experience</em> sebagai variabel moderasi.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: <em>visual appeal; subjective norms; perceived enjoyment; user experience; impulse buying.</em></p>2025-03-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Modus https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/article/view/9982PERAN PROFITABILITAS SEBAGAI PEMEDIASI PENGARUH INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP PRAKTIK PENGHINDARAN PAJAK2024-10-06T19:15:48+07:00Rara Anggraenirara.anggraeni187@gmail.comMuhammad Riza Hafiziriza.hafizi@iain-palangkaraya.ac.idHilmi Satria Himawanhimawanhs@iain-palangkaraya.ac.id<p><em>Over the past five years, Indonesia’s tax ratio has remained low, fluctuating between 8-10%, which falls short of the IMF’s benchmark. Various factors could contribute to this, with corporate tax avoidance being a significant one. This issue is underscored by the slow growth in tax revenues from different economic sectors between 2019 and 2023. Tax avoidance involves legal strategies by taxpayers to lower their tax liabilities by utilizing loopholes or ambiguities in tax regulations. This research seeks to analyze the impact of inventory intensity on tax avoidance, examine the link between inventory intensity and profitability, explore the influence of profitability on tax avoidance, and determine if profitability acts as a mediator between inventory intensity and tax avoidance. The study employed a quantitative, causal research approach, using secondary data sourced from financial statements of companies within the primary consumer sector for 2019-2023. A purposive sampling method was applied, resulting in a sample of 40 companies with 200 data points across the period. Data analysis was conducted through Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS), using SmartPLS 3.2.9 software. The findings indicate that while inventory intensity does not significantly affect tax avoidance directly, it does have a notable impact on profitability. Profitability, in turn, significantly affects tax avoidance. Furthermore, the mediation test results suggest that profitability serves as a mediator in the relationship between inventory intensity and tax avoidance</em><em>.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: </em><em>tax avoidance; inten</em><em>sity inventory; profitability.</em></p> <p>Rendahnya rasio perpajakan Indonesia, yang hanya berada di kisaran 8-10% selama lima tahun terakhir, masih jauh dari standar yang ditetapkan IMF. Hal ini disinyalir disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah praktik penghindaran pajak oleh perusahaan. Praktik ini semakin terlihat jelas dengan rendahnya pertumbuhan penerimaan pajak dari berbagai sektor ekonomi selama periode 2019-2023. Penghindaran pajak adalah tindakan legal yang dilakukan wajib pajak untuk mengurangi kewajiban pajak mereka dengan memanfaatkan celah atau ketidakjelasan dalam peraturan perpajakan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai pengaruh intensitas persediaan terhadap praktik penghindaran pajak, meneliti hubungan antara intensitas persediaan dan profitabilitas, serta menganalisis bagaimana profitabilitas memengaruhi praktik penghindaran pajak. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat apakah profitabilitas dapat menjadi perantara antara intensitas persediaan dan praktik penghindaran pajak. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif berjenis kausalitas, penelitian ini memanfaatkan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan sektor konsumen primer untuk tahun 2019-2023. Pengambilan sampel dilakukan melalui metode <em>purposive sampling</em>, menghasilkan 40 perusahaan dengan total 200 data selama periode tersebut. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode SEM-PLS melalui perangkat lunak <em>Smart</em>PLS 3.2.9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas persediaan tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap praktik penghindaran pajak, namun berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Profitabilitas sendiri terbukti berperan penting dalam mempengaruhi praktik penghindaran pajak. Lebih jauh, uji tidak langsung menunjukkan bahwa profitabilitas memediasi pengaruh antara intensitas persediaan terhadap praktik penghindaran pajak.</p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci</strong>: praktik penghindaran pajak; intensitas persediaan; profitabilitas.</p> <p> </p> <p> </p>2025-03-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Modus https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/article/view/10036INDUSTRI FASHION: MODEL PEMBENTUKAN LOYALITAS KONSUMEN MELALUI BISNIS DIGITAL DENGAN INOVASI2024-10-15T20:00:36+07:00Hardianti Yusufhardiyanti_yusuf@ianpalopo.ac.idMuhammad Ilyasmuhammadilyasianpalopo@gmail.comErwin Erwinerwin_mhs@ianpalopo.ac.idMuh Abdi Imammuh_abdi_imam@ianpalopo.ac.idAndi Muh Almahdyalmahdyaldi9@gamil.comIntan Maharaniintanmhrni21@gmail.comKhaerunnisa Khaerunnisakhaerunnisanirsam@gmail.comAvrilia Jasnur2204010072@ianpalopo.ac.idWinda Rostianiwindarostianii09@gmail.com<p><em>This research aims to analyze the model for forming consumer loyalty through digital business with innovation. This research used quantitative methods with accidental sampling techniques so that 101 people were obtained as samples. Data were analyzed using the Structual Equation Model Partial Least Square (SEM PLS) method. The research results show that digital business does not have a positive effect on consumer loyalty, but digital business has a positive effect on innovation, and innovation has a significant effect on consumer loyalty. Other findings show that digital business has a positive effect on consumer loyalty which is mediated by innovation. This research contributes to the understanding of digital business and innovation influencing consumer loyalty in the fashion industry. The results can be used as a reference for the fashion industry to increase consumer loyalty through the application of digital technology and innovation.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: consumer loyalty; digital business; innovation.</em></p> <p>Penelitian ini bertujuan menganalisis model pembentukkan loyalitas konsumen melalui bisnis digital dengan inovasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik aksidental <em>sampling</em> sehingga diperoleh 101 orang sebagai sampel. Data dianalisis menggunakan metode <em>Structual Equation Model Partial Least Square</em> (SEM PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bisnis digital tidak berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, namun bisnis digital berpengaruh positif terhadap inovasi, dan inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas konsumen, temuan lainnya menunjukkan bahwa bisnis digital berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen yang dimediasi oleh inovasi. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang bisnis digital dan inovasi mempengaruhi loyalitas konsumen di industri fashion. Hasilnya dapat dijadikan acuan bagi industri fashion untuk meningkatkan loyalitas konsumen melalui penerapan teknologi digital dan inovasi.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: loyalitas konsumen; bisnis digital; inovasi.</p>2025-03-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Modus https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/article/view/10252FRAUD DIAMOND SEBAGAI INDIKATOR DECEPTIVE INCOME SMOOTHING DI PERUSAHAAN PERBANKAN PUBLIK INDONESIA2024-11-26T23:48:43+07:00Daniella Angelika Juniartyd.angelikajuniarty@gmail.comAnggreni Dian Kurniawatianggreni.kurniawati@uajy.ac.id<p><em>This study aims to investigate how the fraud diamond analysis framework affects the potential of deceptive income smoothing in Indonesia</em><em>n</em><em> banking companies. Banking companies are firms that operate under very strict regulations and are vital to the Indonesian economy, nevertheless infrequently investigated, particularly given the high likelihood of vulnerability associated with excessive income smoothing practices. The four elements of fraud diamond are pressure, opportunity, rationalization, and capability. This approach served as the foundation for analyzing the prevalence of excessive income smoothing practices in the banking sector in this study. This study employs a quantitative method with archival data with the sample comprises 41 publicly traded banking companies </em><em>from</em><em> 2019 </em><em>to</em><em> 2022. Following the effects of the COVID-19 pandemic on banking institutions, this time frame was used to additionally observe the degree of susceptibility to income smoothing. The independent variables in this study are the elements of the fraud diamond measured by financial stability, ineffective monitoring, change in auditor, and the frequency of CEO tenure experience, while the dependent variable is income smoothing. Logistic regression is used to conduct hypothesis testing. The results of this study indicate that auditor rotation affects income smoothing, while the other three variables, namely financial stability, ineffective supervision, and the frequency of CEO tenure experience, do not affect income smoothing. The results of this study can assist management in develop</em><em>ing</em><em> effective policies to detect and prevent excessive income smoothing practices in banking companies. </em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> fraud diamond; deceptive income smoothing; banking companies; fraudulent financial reporting. </em></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kerangka analisis <em>fraud diamond</em> terhadap potensi perataan laba yang menipu pada perusahaan sektor perbankan di Indonesia. Perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang memiliki regulasi yang sangat ketat dan sangat krusial bagi perekonomian Indonesia, namun masih jarang diteliti, apalagi sektor ini memiliki probabilitas kerentanan yang tinggi terkait praktik perataan laba yang berlebihan. <em>Fraud diamond</em> terdiri dari empat elemen yaitu tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kapabilitas. Kerangka ini digunakan sebagai landasan analisis terjadinya praktik perataan laba yang berlebihan di sektor perbankan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data arsip dan sampel penelitian berjumlah 41 perusahaan perbankan publik pada tahun 2019-2022. Periode ini dipilih untuk melihat pula tingkat kerentanan perataan laba yang menipu pasca dampak pandemi Covid-19 pada perusahaan perbankan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah elemen <em>fraud diamond</em> yang diukur dengan stabilitas keuangan, pemantauan yang tidak efektif, pergantian auditor, dan frekuensi pengalaman jabatan CEO, sedangkan variabel dependennya adalah perataan laba. Regresi logistik digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pergantian auditor berpengaruh terhadap perataan laba, sedangkan ketiga variabel lainnya yaitu stabilitas keuangan, pengawasan yang tidak efektif, dan frekuensi pengalaman jabatan CEO tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada manajemen dalam upaya membuat kebijakan yang efektif untuk mendeteksi dan mencegah praktik perataan laba yang berlebihan di perusahaan perbankan.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> <em>fraud diamond</em>; perataan laba yang menipu; perusahaan perbankan; kecurangan laporan keuangan.</p>2025-03-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Modus https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/article/view/10120PERAN MODERASI DAN MEDIASI PERILAKU INOVASI: HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN AMBIDEXTROUS, BUDAYA ORGANISASI DAN IKLIM INOVASI ORGANISASI2024-10-31T19:10:16+07:00Ryan Basith Fasih Khanryanbasithfasihkhan@uin-malang.ac.idImayatin Mardliyah220501110258@student.uin-malang.ac.idAqila Salsabilaaqilasalsabila2003@gmail.comAida Fitriahaidaafitriahh@gmail.com<p><em>This study aims to explain how ambidextrous leadership affects innovative behaviour, organisational innovation climate, and organisational culture at workplace environment on employees. A survey of 167 employees in Malang, East Java was carried out to understand this phenomenon. This study uses quantitative approach, and data were collected from employees in the services industry by using partial least square method. The results show that ambidextrous leadership, which involves idea development and realisation simultaneously, significantly affects employees’ innovative behaviour. Ambidextrous leadership effectively allows employees to develop new ideas and encourages them to be more innovative and to contribute to the competitiveness of the organisation more sustainably in the long term. Organisational culture does not have a significant moderating effect. The mediating effects of organisational innovation climate, ambidextrous leadership transmission on innovative behaviour are found, and have an indirect effect through their ability to improve organisational innovation climate. </em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: ambidextrous leadership; organisational culture; organi</em><em>s</em><em>ational innovation climate; innovation behaviour.</em></p> <p>Penelitian ini menjelaskan bagaimana <em>ambidextrous</em> <em>leadership</em> memengaruhi perilaku inovasi, iklim inovasi organisasi, dan budaya organisasi di lingkungan kerja bagi karyawan. Penelitian ini dilakukan dengan menyurvei 167 karyawan di Malang, Jawa Timur, Indonesia, untuk memahami fenomena ini. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif, data survei yang dikumpulkan dari karyawan di industri jasa, dan pendekatan metode <em>partial least square</em>. Hasilnya, <em>ambidextrous</em> <em>leadership</em>, yang melibatkan pengembangan ide dan realisasi ide secara bersamaan, berdampak signifikan pada perilaku inovatif karyawan. Model kepemimpinan <em>ambidextrous</em> <em>leadership</em> secara efektif memberi karyawan ruang untuk mengembangkan ide-ide baru, yang mendorong karyawan untuk terlibat dalam perilaku yang lebih inovatif dan berkontribusi positif terhadap kemajuan dan daya saing organisasi dalam jangka panjang dan keberlanjutan. Peran moderasi budaya organisasi tidak secara signifikan memengaruhi variabel yang diteliti dan perilaku inovasi. Peran mediasi iklim inovasi organisasi, transmisi <em>ambidextrous</em> <em>leadership</em> pada perilaku inovatif karyawan dan berdampak secara tidak langsung melalui kemampuannya untuk menumbuhkan iklim organisasi yang inovatif.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: <em>ambidextrous leadership</em>; budaya organisasi; iklim inovasi organisasi; perilaku inovasi.</p>2025-03-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Modus https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/article/view/10080KAJIAN EFISIENSI PRODUKSI INDUSTRI BATIK KAIN DI DESA JARUM DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)2024-10-23T20:38:07+07:00Irma FatmawatiIrmafat.27@gmail.comNurcahyaningtyas Nurcahyaningtyasnurcahyaningtyas@uajy.ac.id<p><em>This study aims to measure efficiency levels, analyze the factors contributing to inefficiency, and formulate strategies to enhance efficiency in the batik fabric industry in Jarum Village, Bayat District, Klaten Regency. The data used in this research consists of both primary and secondary data. Primary data were collected through in-depth interviews and observations with village officials, the chairman of the Tourism Awareness Group (POKDARWIS), and batik fabric entrepreneurs within the group. Meanwhile, secondary data was obtained from relevant articles, journals, and other literature sources. The analysis method employed was Data Envelopment Analysis (DEA) using the Variable Return to Scale (VRS) model with an output-oriented approach, processed using DEAP software version 2.1. The results indicate that 46 percent of businesses have not yet reached optimal efficiency, primarily due to limited sales and marketing capabilities. Therefore, training in digital platform utilization is recommended as a strategic solution to enhance marketing skills and expand market reach, ultimately improving the efficiency of the batik fabric industry in the region.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>efficiency; Data Envelopment Analysis (DEA); Variable Return to Scale (VRS).</em></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi, menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan ketidakefisienan, serta merumuskan strategi peningkatan efisiensi bagi industri batik kain di Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi dengan perangkat desa, ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), serta pelaku usaha batik kain yang tergabung dalam kelompok tersebut. Sementara itu, data sekunder mencakup informasi relevan dari artikel, jurnal, dan sumber bacaan lainnya. Metode analisis yang diterapkan adalah <em>Data Envelopment Analysis</em> (DEA) dengan model <em>Variable Return to Scale</em> (VRS) berorientasi output, yang diolah menggunakan perangkat lunak DEAP versi 2.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46 persen perusahaan masih belum mencapai tingkat efisiensi optimal, terutama akibat keterbatasan dalam kemampuan penjualan dan pemasaran. Oleh karena itu, pelatihan dalam pemanfaatan <em>platform</em> digital menjadi solusi strategis untuk meningkatkan keterampilan pemasaran dan memperluas jangkauan pasar, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi industri batik kain di daerah tersebut.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>efisiensi; <em>Data Envelopment Analysis</em> (DEA); <em>Variable Return to Scale</em> (VRS).</p>2025-03-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Modus https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/article/view/10713KEPUASAN KERJA MEMEDIASI PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER DAN PERSAHABATAN TERHADAP NIAT TETAP BEKERJA2025-01-17T13:45:45+07:00Kezia Chris Novitiya235027676@students.uajy.ac.idMartinus Parnawa Putrantaparnawa.putranta@uajy.ac.id<p><em>High employee turnover poses a significant challenge for outsourcing companies, especially with Generation Z's dominance, which has a flexible career orientation. This turnover increases operational costs and reduces productivity, making employee retention a strategic issue. This study examines the impact of career development and workplace friendships on the intention to stay, with job satisfaction as a mediating variable, among Generation Z employees in outsourcing companies. Data from 180 respondents were collected through online questionnaires using purposive sampling. PLS-SEM analysis revealed: (a) career development significantly influences job satisfaction and the intention to stay; (b) workplace friendships enhance job satisfaction; and (c) job satisfaction mediates the relationship between career development and workplace friendships with the intention to stay. The findings highlight the importance of clear career development programs and supportive interpersonal environments while contributing to the literature on retaining Gen Z employees in outsourcing companies through job satisfaction as a mediator.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>career development; workplace friendship; job satisfaction; intention to stay.<strong> </strong></em></p> <p>Tingkat perputaran karyawan yang tinggi menjadi tantangan besar bagi perusahaan <em>outsourcing</em>, terutama dengan dominasi Generasi Z yang memiliki orientasi karier fleksibel. Tingginya perputaran ini meningkatkan biaya operasional dan menurunkan produktivitas, menjadikan retensi karyawan sebagai isu strategis. Penelitian ini menganalisis pengaruh pengembangan karier dan persahabatan di tempat kerja terhadap niat untuk tetap bekerja, dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi, pada karyawan Generasi Z di perusahaan <em>outsourcing</em>. Data dikumpulkan dari 180 responden melalui kuesioner daring dengan metode <em>purposive</em> <em>sampling</em>. Analisis PLS-SEM menunjukkan bahwa: (a) pengembangan karier secara signifikan memengaruhi kepuasan kerja dan niat untuk tetap bekerja; (b) persahabatan di tempat kerja meningkatkan kepuasan kerja; dan (c) kepuasan kerja memediasi hubungan antara pengembangan karier dan persahabatan di tempat kerja terhadap niat untuk tetap bekerja. Temuan ini menyoroti pentingnya program karier yang jelas dan lingkungan kerja yang mendukung, serta memperkaya literatur tentang retensi karyawan Gen Z di perusahaan <em>outsourcing</em> melalui mediasi kepuasan kerja.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>pengembangan karier; persahabatan di tempat kerja; kepuasan kerja; niat untuk tetap bekerja</p>2025-03-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Modus