Efek Ekstrak Teh Hijau terhadap Kadar Malondialdehid Nitrit Oksida dan Glutation Peroksidase Darah Tikus Putih Terpapar Plumbum

Authors

  • Hernayanti Hernayanti
  • Ahmad Hamim Sadewa
  • Bambang Hariono

DOI:

https://doi.org/10.24002/biota.v17i1.123

Abstract

Plumbum bersifat toksik terhadap manusia. Teh hijau digunakan untuk mengobati penyakit karena mengandung catechin. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek catechin ekstrak teh hijau sebagai kelator Pb. Sebanyak 36 ekor tikus Wistar digunakan dalam penelitian ini. Tikus dibagi 6 kelompok, 6 ekor per kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif. Kelompok II sampai VI diberi Pb asetat selama penelitian (66hari). Kelompok II sebagai kontrol positif tidak diberi perlakuan. Kelompok III, IV, dan V pada hari ke 35 diberi ekstrak teh hijau masing- masing 0,75 g/kgbb, 1,5 g/kgbb dan 3 g/kgbb. Kelompok VI diberi dimerkaprol dosis 3 g/kgbb sebagai pembanding. Ada tidaknya beda nyata antar perlakuan dianalisis dengan ANOVA diikuti dengan uji Duncan untuk mengetahui letak perbedaan. Parameter yang diukur adalah malondialdehid, aktivitas glutation peroksidase dan nitrit oksida, diukur dengan komersial kit. Hasil penelitian menunjukkan semua dosis ekstrak teh hijau dapat menurunkan MDA, Pb darah dan meningkatkan GPx serum serta NO. Dosis 3 g/kgbb optimum dalam menurunkan kadar MDA dari 2,75–0,07 µmol/L dan Pb darah dari 2,35–0,02 ppm. GPx serum meningkat dari 58,5–177 µmol/L dan NO serum dari 1,27,95 µmol/L. Simpulan hasil penelitian, ekstrak teh hijau dapat digunakan sebagai kelator Pb.

Downloads

Published

01-02-2012

How to Cite

Hernayanti , H., Hamim Sadewa , A. ., & Hariono, B. . (2012). Efek Ekstrak Teh Hijau terhadap Kadar Malondialdehid Nitrit Oksida dan Glutation Peroksidase Darah Tikus Putih Terpapar Plumbum. Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 17(1). https://doi.org/10.24002/biota.v17i1.123