Peranan Bakteri Indigenus dalam Degradasi Limbah Cair Pabrik Tahu

Authors

  • Retno Ken R,, A. Wibowo Nugroho Jati L. Indah Murwani Yulianti

DOI:

https://doi.org/10.24002/biota.v4i1.2362

Abstract

Produksi tahu banyak dilakukan secara tradisional dan menghasilkan limbah cair serta padat dari proses pembuatannya. Kandungan bahan organik yang dihasilkan oleh limbah cair tahu sangat tinggi. Air limbah yang dibuang secara langsung ke air permukaan (sungai dan danau) dapat mencemari air, mengurangi oksigen dalam air dan akan mengganggu kehidupan organisme di dalamnya. Pengolahan limbah cair tahu perlu dilakukan misalnya dengan bioremidiasi menggunakan bakteri. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik bakteri indigenus dalam limbah cair tahu dan menggunakan bakteri tersebut untuk pengolahan limbah cair tahu. Karakteristik isolat R3 diperkirakan Pseudomonas sp., sedangkan bakteri R7 diperkirakan Bacillus sp. Perlakuan A (menggunakan isolat R3) mampu menurunkan COD 1%, BOD 33%, TSS 2,9% dan N-Total 12% serta meningkatkan TDS 21% dan amilum 1,9%. Perlakuan B (menggunakan isolat R7) mampu menurunkan COD 1%, BOD5 9%, amilum 46%, N-Total 5,2% serta meningkatkan TDS 21%. Perlakuan C dengan penambahan bakteri R3 dan R7 lebih banyak mendegradasi limbah organik yang ada di dalam limbah karena mampu menaikkan pH dan suhu paling cepat dan menurunkan COD sebesar ± 1%, kadar BOD5 sebesar ± 23%, kadar TDS sebesar 21%, TSS sebesar 8,1 %, N-Total sebesar 8,9% dan kadar karbohirat (amilum) sebesar  34%.

References

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogyakarta : Kanisius. Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, S. Suhadi, D. dan Soesanto. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta. Pohan. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu dengan Proses Biofilter Aerobik. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Paramita, P., Shovitri, M. dan N. D. Kuswytasari. 2012. Biodegradasi Limbah Organik Pasar dengan Menggunakan Mikroorganisme Alami

Biota Vol. 4 (1), Februari 2019 15

Tangki Septik. Jurnal Sains dan Seni ITS 1(1): 23. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2010. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2010 Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Pelayanan Kesehatan dan Jasa Pariwisata. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. Rizki, N., Sutrisno, E. dan Sumiyati, S. 2007. Penurunan Konsentrasi COD dan TSS pada Limbah Cair Tahu dengan Teknologi Kolam (POND)Biofilm Menggunakan Media Biofilter Jaring Ikan dan Bioball. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.

Wigyanto, Nur Hidayat dan Alfia Ariningrum. 2009. Bioremediasi Limbah Cair Sentra Industri Tempe Sanan Serta Perencanaan Unit Pengolahannya (Kajian Pengaturan Kecepatan Aerasi Dan Waktu Inkubasi). Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 10 (2): 123135. Wijaya, Bayu. 2008. Potensi Limbah Cair Tahu untuk Produksi Biogas sebagai Energi Alternative. UGM, Yogyakarta. Yulvizar, C., Ismail, Y.S., Moulana, R. 2015. Karakteristik bakteri asam laktat indegenous dari jeruk drien, Provinsi Aceh. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian 7(1): 31-34.

Downloads

Published

25-07-2019

How to Cite

L. Indah Murwani Yulianti, R. K. R. A. W. N. J. (2019). Peranan Bakteri Indigenus dalam Degradasi Limbah Cair Pabrik Tahu. Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 4(1), 8–15. https://doi.org/10.24002/biota.v4i1.2362