Pertumbuhan Benih Cabai (Capsicum annuum L.) dengan Induksi Medan Magnet 0,2 mT dan Infeksi Fusarium oxysporum
DOI:
https://doi.org/10.24002/biota.v7i2.4731Keywords:
Capsicum annuum L., Fusarium oxysporum, medan magnet, aktivitas α-amilase pertumbuhanAbstract
Medan magnet merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman cabai (Capsicum annuum L.). Pengendalian yang diharapkan tidak berdampak negatif terhadap manusia dan hewan serta ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama paparan medan magnet 0,2 mT (M) dan infeksi Fusarium oxysporum (F) terhadap pertumbuhan kecambah cabai. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan antara lain M0F0, M7F0, M15F0, M0F60, M7F60, dan M15F60. Benih cabai diinfeksi dengan Fusarium oxysporum selama 0 menit (F0) dan 60 menit (F60). Data yang diperoleh dilakukan analisis ragam, apabila perlakuan memberikan pengaruh terhadap parameter yang diukur, akan dilanjutkan dengan Uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas enzim α-amilase tertinggi terdapat pada M15F60 sebesar 2,78 U/mL pada benih dan 5,28 U/mL pada kecambah. Indeks vigor memiliki korelasi positif terhadap tinggi kecambah. Semakin meningkatnya indeks vigor maka semakin meningkat pula tinggi kecambah. Indeks vigor tertinggi diperoleh pada hari ke-6 dengan perlakuan M7F60 sebesar 4,04. Tinggi kecambah tertinggi diperoleh pada hari ke-9 dengan perlakuan yang sama seperti indeks vigor yaitu M7F60 sebesar 2,04 cm.
References
Agustrina, R., Himmah, N., Irawan, B., Wahyuningsih, S., Sumardi., & Kanedi, M. (2020). Effect of 0,2 mt magnetic field exposure on the growth of red chili (Capsicum annuum Ll.) infected with pathogenic fungus Fusarium oxysporum. World Journal of Advanced Research and Reviews 5(2): 11-18.
Angraini, W., Sumardi., Handayani, T.T., & Agustrina, R. (2013). Isolasi dan karakterisasi aktivitas enzim α-amilase pada kecambah kedelai putih (Glycine max (L.) merill.) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus) di bawah pengaruh medan magnet. Jurnal Ilmiah: Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati 1(1): 19-24.
Bilalis, D., Katsenios, N., Efthimiadou, A., Karkanis, A., Khah, E.M., & Mitsis, T. (2013). Magnetic Field Pre-Sowing Treatment as an Organic Friendly Technique to Promote Plant Growth and Chemical Elements Accumulation in Early Stages of Cotton. Australian Journal of Crop Science 7(1): 46-50.
Corteva. (2020). Cara Mengendalikan Layu Fusarium pada Tanaman Cabai. https://www.corteva.id/berita/Cara-Mengendalikan-Layu-Fusarium-pada-Tanaman-Cabai.html.
Darmawan, A.C., Respatijarti., & Soetopo, L. (2014). Pengaruh tingkat kemasakan benih terhadap pertumbuhan dan produksi cabai rawit (Capsicum frutescent L.) Varietas Comexio. Jurnal Produksi Tanaman 2(4): 339-346.
Djaenuddin, N. (2011). Bioekologi dan Pengelolaan Penyakit Layu Fusarium oxysporum. Seminar dan Pertemuan Tahunan XXI PEI. 67-71. PFI KOMDA dan Dinas Perkebunan. Sulawesi Selatan.
El-Yazied, A., El-Gizawy, A.M., Khalf, S.M., El-Satar, A., & Shalaby, O.A. (2012). Effect of magnetic field treatments for seeds and irrigation water as well as N, P, and K levels on productivity of tomato plants. Journal of Applied Science Research 8(4): 2088-2099.
Fuwa, H. (1954). A new method for micro determination of amylase activity by the use of amylase as the substrate. J. Biochem 41: 583-603.
Garuba, T., Abdulrahaman, A.A., Olahan, G.S., Abdulkareem, K.A., & Amadi, J.E. (2014). Effects of fungal on seed germination and leaf anatomy of maize seedlings (Zea mays L., Poaceae). Journal of Applied Sciences and Environmental Management 18(4): 662-667.
Iqbal, M., Haq, Z.U., Jamil, Y., & Ahmad, M.R. (2012). Effect of presowing magnetic treatment on properties of pea. International Agrophysics 26(1): 25-31.
Irawan, A.K., Agustrina, R., & Rita, R. (2014). Pengaruh medan magnet 0,1 mt terhadap perkecambahan biji kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). Jurnal Bioterdidik 2(9): 1-7.
Kolo, E. & Tefa, A. (2016). Pengaruh kondisi simpan terhadap viabilitas dan vigor benih tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Savana Cendana 1(3): 112-115.
Kristiawati, Y., Sumardiyono, C., & Wibowo, A. (2014). Uji pengendalian penyakit layu fusarium pisang (Fusarium oxysporum f.sp. cubense) dengan asam fosfit dan aluminium-fosetil. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 18(2): 103-110.
Latef, A.A.H.A., Dawood, M.F.A., Hassanpour, H., Rezayian, M., & Younes, N.A. (2020). Impact of the static magnetic field on growth, pigments, osmolytes, nitric oxide, hydrogen sulfide, phenylalanine ammonia-lyase activity, antioxidant defense system, and yield in lettuce. Biology 9(7): 1-18.
Lesilolo, M.K., Riry, J., & Matatula, E.A. (2013). Pengujian viabilitas dan vigor benih beberapa jenis tanaman yang beredar di Pasaran Kota Ambon. Agrologia 2(1): 1-9.
Lopez-Benitez, A., Rodriguez—Herrera, S.A., Gayosso-Barragan, O., Alcala-Rico, J.S., & Vizcarra-Lopez, M. (2018). Inoculation methods and conidial densities of Fusarium oxysporum f.sp. radicis lycopersici in tomato. Australian Journal of Crop Science 12(8): 1322-1327.
Lusiati. (2017). Uji Ketahanan Tomat F1 dari Parental Terpapar Medan Magnet 0,2 mT dan Diinfeksi Fusarium oxysporum Terhadap Serangan Penyakit Layu Fusarium [Tesis]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Martinez, M.M., Pico, J., & Gomez, M. (2015). Physicochemical Modification of Native and Extruded Wheat Flours by Enzymatic Amylolysis. 167: 447-453.
Mousavizadeh, S.J., Sedaghathoor, S., Rahimi, A., & Mohammadi, H. (2013). Germination Parameters and Peroxidase Activity of Lettuce Seed Under Stationary Magnetic Field. International Journal of Biosciences 3(4): 199-207.
Nastiti, E. (2017). Efektifitas Medan Magnet 0,2 mT Terhadap Resistensi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang Diinfeksi Fusarium sp [Tesis]. Universitas Lampung. Lampung.
Prasannath, K. (2017). Plant defense–related enzymes against pathogens: a review. Agrieast: Journal of Agricultural Sciences 11(1): 38-48.
Pujawati, S. (2012). Seleksi, Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri Termofilik Pasca Erupsi Merapi sebagai Penghasil Enzim Amilase [Skripsi]. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Rohma, A., Sumardi., Ernawiati, E., & Agustrina, R. (2013). Pengaruh Medan Magnet Terhadap Aktivitas Enzim α-Amilase pada Kecambah Kacang Merah dan Kacang Buncis Hitam (Phaseolus vulgaris L.). Seminar Nasional Sains & Teknologi V. Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Lampung.
Rostini, N. (2011). Enam Jurus Bertanam Cabai Bebas Hama dan Penyakit. Agromedia. Jakarta.
Sari, E.N. (2011). Pengaruh Perendaman dan Lama Pemaparan Medan Magnet Terhadap Indeks Mitosis Akar dan Anatomi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sari, R.E., Prihandono, T., & Sudarti. (2015). Aplikasi medan magnet extremely low frequency (elf) 100 µt dan 300 µt pada pertumbuhan tanaman tomat ranti. Jurnal Pendidikan Fisika 4(2): 164-170.
Soenartiningsih. Aqil, M., & Andayani, N. (2016). Strategi pengendalian cendawan Fusarium sp. dan kontaminasi mikotoksin pada jagung. IPTEK Tanaman Pangan 11(1): 85-93.
Sundarram, A. & Murthy, T. P. K. (2014). α-Amylase production and application: a review. Journal of Applied & Environmental Microbiology 2(4): 166-175.
Swarupa, V., Ravishankar, K.V., & Rekha, A. (2014). Plant defense response against Fusarium oxysporum and strategies to develop genotypes in banana. Planta Springer-Verlag Berlin Heidelberg 239: 735-751.
Yang, Y., Chen, Y., Meng, G., & Zhou, J. (2017). Study on cadmium tolerance differences of seed germination and seedlings in different varieties of maize. Agricultural science & technology 18(9): 1615-1618.
Zhang, M., Xu, J.H., Liu, G., Yao, X.F., Li, P.F., & Yang, X.P. (2015). Characterization of the watermelon seedling infection process by Fusarium oxysporum f. sp. niveum. Plant Pathology 64(5): 1076-1084.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Amirah Afifah Melta, Yulianty Yulianty, Rochmah Agustrina, Wawan Abdullah Setiawan, Suratman Suratman, Lili Chrisnawati
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by-nc/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Authors who publish with Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati right of first publication. Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, and as long as Author is not used for commercial purposes.