Satwa Liar di Hutan Ndaer, Kampung Ayapokiar, Miyah Kabupaten Tambrauw, Papua Barat

Authors

  • Sepus Marten Fatem Fakultas Kehutanan, Universitas Papua; Kantor Bupati Tambrauw, Papua Barat Daya
  • Semuel Sander Erari Fakultas Kehutanan, Universitas Papua
  • Helena Trivona Tuririday Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Papua
  • Meliza Sartje Worabay Fakultas Kehutanan, Universitas Papua
  • Matheus Belja Fakultas Kehutanan, Universitas Papua
  • Alfredo Ottow Wanma Fakultas Kehutanan, Universitas Papua
  • Yubelince Runtuboi Fakultas Kehutanan, Universitas Papua
  • Antoni Ungirwalu Fakultas Kehutanan, Universitas Papua
  • Idola Dian Nebor Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Papua

DOI:

https://doi.org/10.24002/biota.v8i3.6503

Keywords:

CITES, IUCN, P.106.2018, satwa liar, Tambrauw

Abstract

Hutan Ndaer yang terletak di Kabupaten Tambrauw memiliki potensi berbagai spesies satwa liar yang unik dan menjadi daya tarik wisata tetapi juga pendidikan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi satwa liar yang berada di Hutan Ndaer dan analisis status konservasi berdasarkan P.106.Tahun 2018, IUCN dan CITES 2022, untuk menunjang upaya pelestarian dan larangan perdagangan satwa liar illegal, juga sebagai media edukasi bagi masyarakat lokal dan berbagai pihak untuk kepentingan pelestarian satwa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, eksplorasi, dan studi pustaka yang relevan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan satwa liar yang terdiri dari avifauna (29 spesies), mamal (6 spesies), amfibi (4 spesies) dan reptil (1 spesies). Status perlindungan berdasarkan PERMENLHK.No. 106/2018 terdapat 22% satwa liar dilindungi (D) dan 21% tidak dilindungi (TD). Merujuk pada daftar merah redlist IUCN 2022 terdapat 37% satwa liar dengan resiko terancam rendah (LC), 3% satwa liar sedang menghadapi resiko tinggi kepunahan (VU), 1% beresiko tinggi menuju kepunahan (CR). Seseuai dengan CITES 2022 terdapat 15% satwa liar yang terancam punah apabila perdagangan dibiarkan berlanjut dan 1% dilarang diperdagangkan di Tingkat Internasional.

References

Atmoko. T., Sudiono. E., Rifqi. M. A. & Dahrma.A.P. (2021). Praktik Terbaik Pengelolaan Habitat Satwa Terancam Punah Dalam Skala Bentang Alam Sebuah Pembelajaran Dari Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay. PT.Penerbit IPB Press. Bogor.

Erari. S. S. (2022) Masyarakat Adat dan Praktik Ekosentrisme di Miyah, Kabupaten Tambrauw. Retrieved October 19, 2022 from https://linkpapua.com/masyarakat-adat-dan-praktik-ekosentrisme-di-miyaah-kabupaten-tambrauw.

Fatem. S.M., Killmaskossu. A., Yansah. E., Beljai.M., Wanma.O.A., Woeabai.S.M., Ungirwalu. A., Runtuboi.Y., Melato.E.R., Erari.S.S. & Nauw.Y.N. 2021. Panduan Lapangan Pengamatan Burung di Tambrauw. Edisi 1. Kerjasama Universitas Papua dan Pemerintah Kabupaten Tambrauw.

Hisa. L. (2022). Struktur vegetasi habitat dan potensi pakan kasuari gelambir ganda Casuarius casuarius Linn.1758 di Taman Nasional Wasur. Jurnal Kehutanan Papuasia 8(1):163-176

IUCN (2022). The IUCN Res List of Threatened Species. Version 2022. https://www.iucnredlist.org

Indrayani. I., Krey.K. & Fretes.Y.D. (2020). Keanekaragaman katak di sekitar pegunungan arfak. Igya Serhanjop 2(1): 59-68

Kartikasari. S.N., Marshall. A.J. & Beehler. B. M. (2012). Ekologi Papua. Yayasan Pustaka Obor Indonesia & Concervation International. Jakarta.

Kemenlhk. & LIPI. (2019). Panduan Identifikasi Jenis Satwa Liar Dilindungi Herpetofauna. Jakarta.

Kemenlhk. & LIPI. (2019). Panduan Identifikasi Jenis Satwa Liar Dilindungi Mamalia. Jakarta

Krey. K. & Burwos.H. (2019). Keanekaragaman katak dan reptil dari areal koperasi masyarakat adat papua Kami-Nassey, Teluk Wondama, Papua Barat. IGYA SER Hanjop 1(1): 25-36

Mauri.H.K., Anggoda. I. M.& Sangadji. A. 2021. Panduan Lapangan Bagi Pemandu Ekowisata Burung di Papua. WWF Indonesia.

Nasution E.D. & Fatah H. (2021). Rapid survei keanekaragaman status konservasi PERMENLHK (P.106/2018) dan IUCN di Areal Nilai Konservasi Tinggi Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Agrifor 20(1): 161-174.

Pattiwael. M. & Turot A. (2020). Komposisi jenis dan burung cenderawasih di Kampung Malagufuk Distrik Klayili Kabupaten

Sorong Propinsi Papua Barat. Jurnal Daun 7(2): 151-162.

Puspitasari. E.D. (2022). Maraknya perdagangan satwa langka di era pandemi covid-19 di Indonesia. Pamali 2(1): 1-6.

Peraturan Pemerintah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas PERMENLHK. Nomor. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.

Raunsay E.K. (2020). Pohon tempat beraktivitas burung cenderawasih (Paradisaea minor jobiensis Rothschild, 1897) di Hutan Imbowiari Barawai, Yapen Papua. Jurnal Ilmu Lingkungan Undip 18(1): 133-139.

Tabe. M. C., Padang. D.A.& Sadsoeitoeboen. B.M.G. (2022). Persepsi masyarakat terhadap kawasan hutan Kampung Sopendo Distrik Biak Barat Kabupaten Biak Numfor, Papua. Jurnal Kehutanan Papuasia 8(1): 148-153.

Yuliani. E. H. (2021). Keanekaragaman herpetofauna (Ordo Squamata) di Kawasan Hutan Rawa Gambut Tropis Mangsang-Kepayang, Sumatera Selatan. Biota: Jurnal Ilmu-ilmu Hayati 6(2):111-119.

Yudha.D.S., Eprilurahman. R., Muhtianda. I. A., Asyrofi. H., Pratama. C. M.Y., Kusumardiastuti., Wajudi. & Widodo. (2022). Keanekaragaman ular dan kadal (Reptilia: Squamata) di Kawasan Karst Suaka Margasatwa, Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta. Biota: Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati 7(1): 19-27.

Downloads

Published

10-10-2023

How to Cite

Fatem, S. M., Erari, S. S., Tuririday, H. T. ., Worabay, M. S. ., Belja, M. ., Wanma, A. O. ., Runtuboi, Y. ., Ungirwalu, A. ., & Nebor, I. D. . (2023). Satwa Liar di Hutan Ndaer, Kampung Ayapokiar, Miyah Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 8(3), 119–128. https://doi.org/10.24002/biota.v8i3.6503

Issue

Section

Articles