Satwa Liar di Hutan Ndaer, Kampung Ayapokiar, Miyah Kabupaten Tambrauw, Papua Barat
DOI:
https://doi.org/10.24002/biota.v8i3.6503Keywords:
CITES, IUCN, P.106.2018, satwa liar, TambrauwAbstract
Hutan Ndaer yang terletak di Kabupaten Tambrauw memiliki potensi berbagai spesies satwa liar yang unik dan menjadi daya tarik wisata tetapi juga pendidikan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi satwa liar yang berada di Hutan Ndaer dan analisis status konservasi berdasarkan P.106.Tahun 2018, IUCN dan CITES 2022, untuk menunjang upaya pelestarian dan larangan perdagangan satwa liar illegal, juga sebagai media edukasi bagi masyarakat lokal dan berbagai pihak untuk kepentingan pelestarian satwa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, eksplorasi, dan studi pustaka yang relevan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan satwa liar yang terdiri dari avifauna (29 spesies), mamal (6 spesies), amfibi (4 spesies) dan reptil (1 spesies). Status perlindungan berdasarkan PERMENLHK.No. 106/2018 terdapat 22% satwa liar dilindungi (D) dan 21% tidak dilindungi (TD). Merujuk pada daftar merah redlist IUCN 2022 terdapat 37% satwa liar dengan resiko terancam rendah (LC), 3% satwa liar sedang menghadapi resiko tinggi kepunahan (VU), 1% beresiko tinggi menuju kepunahan (CR). Seseuai dengan CITES 2022 terdapat 15% satwa liar yang terancam punah apabila perdagangan dibiarkan berlanjut dan 1% dilarang diperdagangkan di Tingkat Internasional.
References
Atmoko. T., Sudiono. E., Rifqi. M. A. & Dahrma.A.P. (2021). Praktik Terbaik Pengelolaan Habitat Satwa Terancam Punah Dalam Skala Bentang Alam Sebuah Pembelajaran Dari Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay. PT.Penerbit IPB Press. Bogor.
Erari. S. S. (2022) Masyarakat Adat dan Praktik Ekosentrisme di Miyah, Kabupaten Tambrauw. Retrieved October 19, 2022 from https://linkpapua.com/masyarakat-adat-dan-praktik-ekosentrisme-di-miyaah-kabupaten-tambrauw.
Fatem. S.M., Killmaskossu. A., Yansah. E., Beljai.M., Wanma.O.A., Woeabai.S.M., Ungirwalu. A., Runtuboi.Y., Melato.E.R., Erari.S.S. & Nauw.Y.N. 2021. Panduan Lapangan Pengamatan Burung di Tambrauw. Edisi 1. Kerjasama Universitas Papua dan Pemerintah Kabupaten Tambrauw.
Hisa. L. (2022). Struktur vegetasi habitat dan potensi pakan kasuari gelambir ganda Casuarius casuarius Linn.1758 di Taman Nasional Wasur. Jurnal Kehutanan Papuasia 8(1):163-176
IUCN (2022). The IUCN Res List of Threatened Species. Version 2022. https://www.iucnredlist.org
Indrayani. I., Krey.K. & Fretes.Y.D. (2020). Keanekaragaman katak di sekitar pegunungan arfak. Igya Serhanjop 2(1): 59-68
Kartikasari. S.N., Marshall. A.J. & Beehler. B. M. (2012). Ekologi Papua. Yayasan Pustaka Obor Indonesia & Concervation International. Jakarta.
Kemenlhk. & LIPI. (2019). Panduan Identifikasi Jenis Satwa Liar Dilindungi Herpetofauna. Jakarta.
Kemenlhk. & LIPI. (2019). Panduan Identifikasi Jenis Satwa Liar Dilindungi Mamalia. Jakarta
Krey. K. & Burwos.H. (2019). Keanekaragaman katak dan reptil dari areal koperasi masyarakat adat papua Kami-Nassey, Teluk Wondama, Papua Barat. IGYA SER Hanjop 1(1): 25-36
Mauri.H.K., Anggoda. I. M.& Sangadji. A. 2021. Panduan Lapangan Bagi Pemandu Ekowisata Burung di Papua. WWF Indonesia.
Nasution E.D. & Fatah H. (2021). Rapid survei keanekaragaman status konservasi PERMENLHK (P.106/2018) dan IUCN di Areal Nilai Konservasi Tinggi Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Agrifor 20(1): 161-174.
Pattiwael. M. & Turot A. (2020). Komposisi jenis dan burung cenderawasih di Kampung Malagufuk Distrik Klayili Kabupaten
Sorong Propinsi Papua Barat. Jurnal Daun 7(2): 151-162.
Puspitasari. E.D. (2022). Maraknya perdagangan satwa langka di era pandemi covid-19 di Indonesia. Pamali 2(1): 1-6.
Peraturan Pemerintah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas PERMENLHK. Nomor. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.
Raunsay E.K. (2020). Pohon tempat beraktivitas burung cenderawasih (Paradisaea minor jobiensis Rothschild, 1897) di Hutan Imbowiari Barawai, Yapen Papua. Jurnal Ilmu Lingkungan Undip 18(1): 133-139.
Tabe. M. C., Padang. D.A.& Sadsoeitoeboen. B.M.G. (2022). Persepsi masyarakat terhadap kawasan hutan Kampung Sopendo Distrik Biak Barat Kabupaten Biak Numfor, Papua. Jurnal Kehutanan Papuasia 8(1): 148-153.
Yuliani. E. H. (2021). Keanekaragaman herpetofauna (Ordo Squamata) di Kawasan Hutan Rawa Gambut Tropis Mangsang-Kepayang, Sumatera Selatan. Biota: Jurnal Ilmu-ilmu Hayati 6(2):111-119.
Yudha.D.S., Eprilurahman. R., Muhtianda. I. A., Asyrofi. H., Pratama. C. M.Y., Kusumardiastuti., Wajudi. & Widodo. (2022). Keanekaragaman ular dan kadal (Reptilia: Squamata) di Kawasan Karst Suaka Margasatwa, Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta. Biota: Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati 7(1): 19-27.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Sepus Marten Fatem, Semuel Sander Erari, Helena Trivona Tuririday, Meliza Sartje Worabay, Matheus Belja, Alfredo Ottow Wanma, Yubelince Runtuboi, Antoni Ungirwalu, Idola Dian Nebor
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by-nc/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Authors who publish with Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati right of first publication. Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, and as long as Author is not used for commercial purposes.