EVALUASI PERATURAN PEMBEBANAN GANDAR KERETA API DI PULAU JAWA TERHADAP KONDISI AKTUAL

Authors

  • Tri Muspitasari
  • Indah Sulistyowati
  • Widi Kumara

DOI:

https://doi.org/10.24002/jts.v14i3.1982

Keywords:

Axle Load, Locomotive, Bridge, Beban Gandar, Lokomotif, Jembatan.

Abstract

Abstract: The railway structure includes a variety of constructions intended to support
railroad and railway operations, one of which is a bridge. Locomotives are self-rail vehicles
that function as rod or train carriages. Locomotives in Indonesia, especially in Java Island,
have varying axle loads and axle distances, thus causing an inward force change that works on
the railway structure. The live load working on the structure of the railway bridge is a load
derived from a railway circuit whose size is determined based on the loading scheme of the
1921 Load Plan (RM 1921). With RM 1921 which has been established as a rule of Bridge
through which a series of railways passing then at a certain point on the bridge girder lengthens
will cause an inner force such as the force of moment and latitude that changes in magnitude
depending on the location of the train circuit. However, the actual condition of axle load and
axle distance is not in accordance with RM 1921. To know the magnitude of force in
(maximum moment) then required an analysis calculation that is using line of influence. From
the calculation result between actual locomotive and RM 1921, it can be concluded that the
actual maximum force of the locomotive is 30.38% less than RM 1921, therefore RM 1921 is
still sufficient to be used in the current condition

 

Abstrak: Struktur jalan rel meliputi bermacam-macam konstruksi yang dimaksudkan untuk
mendukung jalan rel dan pengoperasian kereta api salah satunya adalah jembatan. Lokomotif
merupakan kendaraan rel yang dapat bergerak sendiri berfungsi sebagai penggerak rangkaian
kereta atau gerbong. Lokomotif di Indonesia khususnya di Pulau Jawa mempunyai beban
gandar dan jarak gandar yang berbeda-beda, sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya
perubahan gaya dalam yang bekerja pada struktur jalan rel kereta api. Beban hidup yang
bekerja pada struktur atas jembatan kereta api adalah beban yang berasal dari rangkaian kereta
api yang besarnya ditentukan berdasarkan skema pembebanan Rencana Muatan 1921 (RM
1921). Dengan RM 1921 yang sudah ditetapkan sebagai peraturan Jembatan yang dilalui oleh
rangkaian kereta api yang melintas maka pada suatu titik tertentu pada jembatan gelagar
memanjang akan menimbulkan gaya dalam seperti gaya momen dan lintang yang berubah
besarnya tergantung dari letak rangkaian kereta api. Akan tetapi, kondisi aktual beban gandar
dan jarak gandar tidak sesuai dengan RM 1921. Untuk mengetahui besarnya gaya dalam
(momen maksimum) maka diperlukan suatu perhitungan analisis yaitu menggunakan garis
pengaruh. Dari hasil perhitungan antara lokomotif aktual dan RM 1921 diperoleh kesimpulan
gaya dalam (momen) maksimum lokomotif aktual lebih kecil 30,38% dari pada RM 1921, oleh
karena itu RM 1921 masih memadai untuk dipakai pada kondisi saat ini.

References

Dewobroto, W. (2015). Struktur Baja. Perilaku,

Analisis dan Desain-AISC 2010. Edisi Ke-2,

sesuai Peraturan Baja Indonesia terbaru-SNI

-2015. Jakarta.

Doyle, N.F. (1980). Railway Track Design: A Review

of Curren Practice. Bureau of Transport

Economics, Canberra: Australia Government

Publishing Service

Esveld, C. (2014). Modern Railway Track”. MRT

Publicatin, Germany.

Hartono, A.S. (2012). Lokomotif dan Kereta Rel

Diesel di Indonesia. Edisi ketiga, Bandung.

Kerr, A.D. (1976). On The Stress Analysis of Rails

and Ties. Area Procedings, Vol 78:19-43,

USA.

Peraturan Menteri Perhubungan. (2012). Persyaratan

Teknis Jalur Kereta Api No.PM. 60 tahun

, Jakarta.

PJKA. (1986). Perencanaan Konstruksi Jalan Rel

(Peraturan Dinas No.10), Bandung.

Rosyidi, S.P. (2014). Rekayasa Jalan Kereta Api.

Tinjauan Struktur Jalan Rel, Yogyakarta.

Surakim, H. (2014). Konstruksi Jalan Rel dan

Keselamatan Perjalanan Kereta Api, Bandung.

Downloads

Published

2019-02-14

Issue

Section

Vol 14, No 3 Okt 2017