Pengaruh Susunan Bambu terhadap Peningkatan Kekuatan dan Kekakuan Elemen Struktur Bangunan

Authors

  • Noverma Noverma Fakultas Sains & Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Jl. Ahmad Yani no 117 Surabaya
  • Yusrianti Yusrianti Fakultas Sains & Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Jl. Ahmad Yani no 117 Surabaya
  • Oktavi Elok Hapsari Fakultas Sains & Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Jl. Ahmad Yani no 117 Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.24002/jts.v15i1.3150

Keywords:

bambu, elemen struktur, kekuatan, kekakuan

Abstract

Abstract: Bamboo is one of the building materials that come from nature, has a very light density. Besides that also has high tensile strength and flexural strength. Bamboo in construction activities can also reduce environmental impacts. Base on its characteristics, bamboo can support the concept of green buildings and earthquake-resistant buildings. As a building material, bamboo can be used as structural and non-structural elements in building construction. Properties of bamboo,
with high flexural strength, are interesting to be studied. Because besides being a strength, it is also a weakness related to the convenience of construction. In practice in the field, the use of bamboo as beam elements when the load is applied, bamboo suffers from a high deflection that exceeds the permit deflection and causes discomfort to the structure's function. One of the solutions is to combine bamboo culms. This research is to compare the strength and stiffness of bamboo culms
combined with two bamboo culms and three bamboo culms and then modeled as beam elements, and then apply the bending load till the ultimate limit. The results reveal that load and stiffness increased with the number of bamboo culms is combined. The percentage increase in load and stiffness reached 44% and 5.35% with the stacking of two bamboo culms and 169% and 9.62%
with three bamboo culms.

 

Abstrak: Bambu merupakan salah satu material bangunan yang berasal dari alam dan mempunyai berat jenis yang ringan, serta kuat tarik dan kuat lentur yang tinggi. Disamping itu pemanfaatan bambu dalam kegiatan konstruksi juga dapat mengurangi dampak lingkungan. Berdasarkan ciri tersebut, bambu dapat menjadi alternativ dalam mendukung konsep green building dan bangunan tahan gempa dalam desain konstruksi. Sebagai bahan bangunan, bambu dapat dimanfaatkan sebagai elemen struktur maupun elemen non struktur. Salah satu sifat bambu yang menarik untuk diteliti adalah permasalahan kuat lentur bambu yang tinggi. Sifat ini selain menjadi keunggulan juga dapat menjadi kelemahan, hal ini terkait kenyamanan fungsi struktur yang harus dipenuhi pada suatu konstruksi. Salah satu solusi untuk mengatasi kelemahan ini, dapat dilakukan dengan menyusun batang-batang bambu dalam penggunaannya sebagai elemen struktur. Penelitian dilakukan dengan mengkomparasi kekuatan dan kekakuan satu batang bambu terhadap batang bambu yang disusun dua dan batang bambu yang disusun tiga yang dimodelkan sebagai elemen balok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan beban dan kekakuan seiring
banyaknya jumlah susunan batang bambu. Porsentase peningkatan beban terhadap bambu tunggal mencapai 44% untuk bambu susun 2 dan 169% untuk bambu susun 3. Sedangkan porsentase kekakuan terhadap bambu tunggal naik 5,35% untuk bambu susun 2 dan 9,62% untuk bambu susun 3.

References

Bagus aditya wardhana. 2010. “Perilaku Mekanika Balok Bambu Tersusun Dengan Isian Mortar Pada Penghubung Geser Baut.” Universitas Gaddjah Mada, Yogyakarta.

Ebelhart O Pandoyu. 2013. “Perilaku Mekanika Balok Bambu Tersusun Isian Mortar Dengan Penghubung Geser Bambu.” Jurnal Maroso 01(01):35–46.

Fithian, Cody and Andrea Sheets. 2009. “Green

Building Materials Determining the True Definition of Green Green Building Materials.” UTSoA - Seminar in Sustainable Architecture Apply 1–13.

Gere, JM and SP Timoshenko. 2000. Mekanika Bahan. Jakarta: Erlangga.

ISO 22156-1. 2004. Bamboo- Structural Design.

ISO 22157-1. 2004. Bamboo – Determination of Physical and Mechanical Properties, Part 1, Requirements.

ISO 22157-2. n.d. “Bamboo – Determination of Physical and Mechanical Properties, Part 2, Laboratory Manual.” 2004.

Kasyanto, Heri. 2008. “Perilaku Mekanika Balok Bambu Tersusun Isian Mortar Dengan Penghubung Geser Baut.” Universitas Gadjah Mada.

Morisco. 2006. Teknologi Bambu. Yogyakarta: UGM.

Noverma, Asri Sawiji, Oktavi Elok Hapsari, Yusrianti. 2018. “Pengurangan Resiko Bencana Melalui Pemanfaatan Bambu.” Pp. 131–42 in Pertemuan Ilmiah tahunan ke-5 Riset kebencanaan 2018 Ikatan Ahli kebencanaan Indonesia. Sumatra Barat: Universitas Andalas.

Noverma, Djoko sulistyo, Ashar Saputra. 2013. “Perilaku Mekanika Balok Bambu Susun Menggunakan Penghubung Geser Baut Dengan Variasi Kemiringan Baut.” Jurnal Momentum 15(02):115–24.

Noverma, N. 2017. “Peranan Bambu Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Yang Berkelanjutan.” Pp. KL15-Kl20 in KoNTekS XI meningkatkan daya saing industri konstruksi dalam persaingan di tingkat global menuju pembangunan

infrasrtruktur berkelanjutan. Jakarta: Universitas Tarumanagara.

Popov, EP and Z. Astamar. 1989. Mekanika Teknik Edisi Kedua Versi SI. Jakarta: Erlangga.

SNI, 2847:2013. 2013. “Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.” Bandung: Badan Standardisasi Indonesia 1–265.

Umair Shahzad, Riphah. 2015. “Global Warming: Causes, Effects and Solutions.” Durreesamin Journal 01 (04).

Downloads

Published

2020-02-03

Issue

Section

Vol. 15, No. 1 Oktober 2018