MAKNA RUANG DALAM BUDAYA MASYARAKAT SIKKA

Authors

  • Donatus Ara Kian Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira Jl. San Juan, Penfui Timur, Kupang - Nusa Tenggara Timur
  • Robertus M. Rayawulan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira Jl. San Juan, Penfui Timur, Kupang - Nusa Tenggara Timur
  • Yuliana Mberu Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira Jl. San Juan, Penfui Timur, Kupang - Nusa Tenggara Timur
  • Budhi B. Lily Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira Jl. San Juan, Penfui Timur, Kupang - Nusa Tenggara Timur

DOI:

https://doi.org/10.24002/jars.v12i2.2045

Keywords:

meaning of space, culture, house, Sikka community

Abstract

Abstract: The essence of human existence depends on the environment and fellow humans. The activity of human life takes place in space and to show its existence human beings always create space, so that there is a process of human settlement in a certain place. The culture of settling in the people of East Nusa Tenggara creates certain patterned settlements. The phenomenon of living culture-based occurs in the Sikka community. Space philosophy emerged in the process of building houses and villages in the Sikka community. This paper presents the meaning of space in the culture of the settlements of the Sikka community. Research carried out with a qualitative paradigm, presented descriptively and associated with relevant literature. As a result, the culture settled and built the residence of the tribes within the village (Wisung-wagang), kampung, magical concepts (Lero and kala), and Amerta were closely related to the concepts and meaning of space according to the culture of the Sikka community.

Keywords:space, culture, house, Sikka community

Abstrak: Hakekat keberadaan manusia bergantung pada lingkungan dan sesama manusia. Aktivitas kehidupan manusia berlangsung dalam ruang dan untuk menunjukkan eksistensinya manusia selalu menciptakan ruang, sehingga terjadi proses bermukim manusia pada tempat tertentu. Budaya bermukim pada masyarakat Nusa Tenggara Timur menciptakan permukiman berpola tertentu. Fenomena bermukim berbasis budaya terjadi di kalangan masyarakat Sikka. Filosofi ruang muncul pada proses pembangunan rumah maupun kampung di kalangan masyarakat Sikka. Tulisan ini memaparkan makna ruang dalam budaya bermukim masyarakat Sikka. Penelitian dilakukan dengan paradigma kualitatif, disajikan secara deskriptif dan dikaitkan dengan pustaka yang relevan. Hasilnya, budaya bermukim dan membangun tempat kediaman suku-suku dalam kampung (Wisung-wagang), kampung, konsep magis (Lero dan kala), dan Amerta berkaitan erat dengan konsep dan makna ruang menurut budaya masyarakat Sikka

Kata kunci; ruang, budaya, rumah, masyarakat Sikka

References

Alexander.H.2004. Panduan Perancangan Peraturan daerah di Indonesia.Jakarta. PT XSYS Solusindo.

Angelina, P.J. & Wardani, L.K., 2014. Makna Ruang Ritual dan Upacara pada Interior Keraton Surakarta. Jurnal Intra.

Arndt.P. Hubungan Kemasyarakatan di Wilayah Sikka (Flores Tengah Bagian Timur) Seri Etnologi Candratya No.3. Maumere.Puslit Candraditya

Budiharjo, E. 1990. Arsitektur Kota di Indonesia. Bandung: Alumni.

Burggink.1966. Refleksi tentang Hukum. Bandung: Citra Aditya.

Citrayati, N., Antariksa & Titisari, E.Y., 2008. Permukiman Masyarakat Petani Garam Di Desa Pinggir Papas, Kabupaten Sumenep. Arsitektur E-Journal, 1(1), pp.1–14.

E.P Da Gomes, Oskar Pareira Mandalangi, Don Thomas Peletak Dasar Sikka Membangun, Yayasan Pendidikan Thomas, 2003.

Fathony, B., Mulyadi, L. & Sukowiyono, G., 2012. Konsep Spasial Permukiman Suku Madura di Gunung Buring Malang; Studi Kasus Desa Ngingit. In TEMU ILMIAH IPLBI 2012. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan, pp. 61–64.

Ganesha, W., Antariksa & Wardhani, D.K., 2012. Pola Ruang Permukiman Dan Rumah Tradisional Bali Aga Banjar Dauh Pura Tigawasa. arsitektur e-Journal, 5(2), pp.60–73.

Indeswari, A., Widjil, G. & Dwi, L., 2013. Pola Ruang Bersama pada Permukiman Madura Medalungan di Dusun Baran Randugading. Jurnal RUAS, 11(1), pp.37–46.

Khairunnisa, M., 2014. Kosmologi Ruang Adat Sebagai Identitas Permukiman Kampung Naga, Tasikmalaya-Jawa Barat. Jurnal Teknik, 35(1), pp.49–55.

M. Mandalangi Pareira, Adat Istiadat Sikka Krowe di Kabupaten Sikka, Yayasan Pendidikan Thomas, 2003

Meria Burhan, I., Antariksa & Meidiana, C., 2008. Pola Tata Ruang Permukiman Tradisional Gampong Lubuk Sukon, Kabupaten Aceh Besar. Arsitektur E-Journal, 1(3), pp.172–189.

Nuraini, C., 2015. Posisi Teori Bincar-Bonom dalam Konsep Dasar elemen-elemen Pembentuk Permukiman (Cut Nuraini). Jurnal Arsitektur NALARs, 14(2), pp.97–106.

Pawitro, U., 2011. Prinsip-Prinsip “Kearifan Lokal” Dan Kemandirian “Berhuni” Pada Arsitektur Rumah Tinggal “Suku Sasak” Di Lombok Barat. In Simposium Nasional RAPI X FT UMS. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, pp. 1–9.

Permana, M., Basuki, E. & Sari, N., 2010. Perubahan Pola Ruang Tradisional Desa Adat Tenganan Pegringsingan , Karangasem – Bali. Arsitektur e-journal, 3(November 2010), pp.75–90.

Purbadi, Y.D., 2010. Tata Suku dan Tata Spasial pada Arsitektur Permukiman Suku Dawan di Desa Kaenbaun di Pulau Timor. Universitas Gadjah Mada.

Ramadan, S., 2018. Interpretasi Kalosara Dalam Rumah Adat Tolaki. NALARs Jurnal Arsitektur, 17(2), pp.145–154. Available at: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/2673/2207.

Rapoport, A. 1993. Development, Culture, Change and Supportive Design. USA: University of Wisconsin-Milwaukee

Setiardja.G.1993. Hak-Hak asasi manusia berdasarkan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Kanisius.

Sumardiyanto, S., Antariksa, A. & Salura, P., 2016. Makna Ruang Publik Pada Rumah Tradisional Masyarakat Jawa Kasus Studi: Desa Jagalan Kotagede Yogyakarta. Jurnal Arsitektur NALARs, 15(1), pp.1–12.

Suprijanto, I., 2002. Rumah Tradisional Osing?: Konsep Ruang Dan Bentuk Teori Ruang Pada Rumah Tradisional Jawa. Dimensi Teknik Arsitektur, 30(1), pp.10–20.

Theresia, J., 2013. Studi Tata Ruang Dalam Rumah Adat Kudus. Jurnal Intra.

Tulistyantoro, L., 2005. Makna Ruang Pada Tanean Lanjang di Madura. Dimensi Interior, 3(2), pp.137–152.

Wijoyo, S. 1999. Karakteristik Hukum Acara Peradilan Administrasi. Surabaya: Airlangga University.

Downloads

Published

2019-03-20