Pelatihan SDGs melalui Praktik Ikat Celup untuk Remaja di Kampung Sindangsari Desa Ciwideuy
DOI:
https://doi.org/10.24002/jai.v5i5.11286Keywords:
desa Ciwideuy, ikat celup, participation action reseach, remaja, SindangsariAbstract
Kampung Sindangsari, Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, memiliki sekelompok remaja, yang tergabung dalam kader posyandu. Mereka memiliki aktivitas yang dapat dimanfaatkan baik untuk ibu dan anak juga remaja setempat. Selain itu, pentingnya peningkatan kegiatan remaja di Kampung Sindangsari menjadi perhatian utama. Selain itu juga, aktivitas ikat celup dapat menjadi sarana pemberdayaan bagi remaja, mengingat keterampilan ini tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga dapat membuka peluang ekonomi baru. Dengan melibatkan remaja dalam kegiatan positif seperti ini, diharapkan mereka bisa lebih aktif dan memiliki keterampilan yang bermanfaat untuk masa depan. Langkah ini penting untuk memperkuat posyandu sebagai pusat kegiatan sosial dan kesehatan yang dinamis dan relevan dengan kebutuhan komunitas setempat. Permasalahan dalam pengabdian ini bagaimana meningkatkan ketrampilan remaja yang mengedukasi dan dapat menjadi mentor selanjutnya bagi remaja lainnya. Tujuannya agar dapat meningkatkan kreativitas dalam proses pembelajaran seni rupa di sekolah. Metode yang dipergunakan adalah metode participation action reseach (PAR). Temuan dalam pengabdian ini para remaja pada awalnya mengalami kesulitan namun ketika diberikan pendampingan mereka dapat melakukan proses kreatifnya dengan baik. Evaluasi dilakukan berbasis penilaian artistik dengan indikator teknik pewarnaan dan jejak lipatan yang dihasilkan dari teknik ikat celup. Melalui wawancara langsung dengan ke 33 peserta, diperoleh masukan berupa kepuasan hasil pelatihan, dan semangat untuk membuat kembali dengan kain yang mereka miliki masing-masing. Hasil dari pengabdian ini, peserta dapat meningkatkan ketrampilannya melalui teknologi sederhana yaitu metode lipat sama kaki, persegi, cara pewarnaan, dan hasilnya beragam motif dapat diciptakan oleh 33 peserta dengan warna-warna yang kontras.
References
[1] A. Pandanwangi, B. S. Dewi, E. Ernawan, I. Z. Effendi, and M. A. Rahim, “Pendampingan pembuatan totopong melalui teknik lipat, ikat , celup di Kampung Adat Cireundeu,” SELAPARANG J. Pengabdi. Masy. Berkemajuan Vol., vol. 8, no. 2, pp. 1062–1071, 2024, doi: https://doi.org/10.31764/jpmb.v8i2.22733.
[2] A. Pandanwangi, B. S. Dewi, D. I. Aryani, T. E. Darmayanti, I. Z. Effendi, and D. Nuraeni, “Wastra Kreatif: Sosialisasi Dan Pelatihan Teknik Cabut Warna,” Aksara J. Ilmu Pendidik. Nonform., vol. 8, no. 2, p. 1011, 2022, doi: 10.37905/aksara.8.2.1011-1022.2022.
[3] B. S. Dewi, A. Pandanwangi, I. Z. Effendi, and W. Suryana, “Pengembangan Kreativitas Melalui Pembuatan Batik Kreatif Dengan Material Olahan Biji Asam Jawa di SMP Daya Susila-Garut,” Aksara, vol. 09, no. May, pp. 851–860, 2023, doi: http://dx.doi.org/10.37905/aksara.9.2.851-860.2023.
[4] E. M. Sartika et al., “Pemanfaatan Tools AI dalam Pembuatan Materi Pengajaran bagi Guru- Guru di BPPK Bandung,” J. Atma Inovasia, vol. 4, no. 4, pp. 153–157, 2024, doi: 10.24002/jai.v4i4.9399.
[5] C. J. Rianingrum et al., “Pelatihan Batik Kreatif Teknik Transfer Warna Sebagai Elemen Penunjang Interior Bagi Siswa SMA Pada Mata Kuliah Keterampilan,” Aksara J. Ilmu Pendidik. Nonform., vol. 8, no. 2, p. 1357, 2022, doi: 10.37905/aksara.8.2.1357-1366.2022.
[6] A. Susilawaty, D. Ahmad, T. Babcock, T. Babcock, and R. Janzen, Panduan Riset Berbasis Komunitas (Community Based Research, no. 35. Makasar, 2016.
[7] A. Afandi et al., Metodologi Pengabdian Masyarakat, 1st ed. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2022.
[8] Nur Asnawi and Nina Dwi Setyaningsih, “Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Melalui Koperasi Syariah: Pendekatan Participatory Action Research,” Khidmatuna J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 2, no. 1, pp. 124–143, 2021, doi: 10.51339/khidmatuna.v2i1.199.
[9] J. W. Creswell and V. L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Design, Third Edit. Los Angeles: SAGE Publication Inc, 2018.
[10] J. W. Creswell and J. D. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Fifth Edit. Los Angeles: SAGE Publication, 2018.
[11] L. Indrawati, “Pengelolaan Sentra Industri Kerajinan Blangkon Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Di Bugisan,” J. Pemberdaya. Masy. Media Pemikir. dan Dakwah Pembang., vol. 2, no. 2, pp. 319–338, 2019, doi: 10.14421/jpm.2018.022-06.
[12] C. Hayati, “Batik Pekalongan: besar karena benturan.,” Patrawidya, vol. Vol.13 No., no. Maret 2012, pp. 25–26, 2012.
[13] I. Mustika and W. Wikanengsih, “Pendampingan Penyusunan Bahan Ajar Daring Berbasis Metakognitif Melalui Service Learning Approach,” Abdimas Siliwangi, vol. 4, no. 2, pp. 256–266, 2021, doi: http://dx.doi.org/10.22460/as.v4i2p%25p.7007.
[14] R. Rahmawati, “Pengembangan Sdm Melalui Program Capacity Building Remaja Di Sanggar Kalpika: Merawat Tradisi Melestarikan Batik Lukis,” J. Pemberdaya. Masy. Media Pemikir. dan Dakwah Pembang., vol. 2, no. 2, pp. 339–356, 2019, doi: 10.14421/jpm.2018.022-07.
[15] C. Chairunnisa, “Merubah Perilaku Masyarakat Rusun Marunda Melalui Pendidikan Keterampilan,” Ilm. Kependidikan Vol., vol. 5, no. 1, pp. 9–20, 2018.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ariesa Pandanwangi, Erika Ernawan, Ismet Zainal Effendi, Wawan Suryana, Ratnadewi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.