AKULTURASI BUDAYA PADA RUMAH PANGGUNG CINA DI 10 ULU PALEMBANG, Studi Kasus: Rumah Bapak Effendy

Authors

  • Suzzana Winda Artha Mustika Universitas Katolik Musi Charitas Jln. Bangau No. 60 Palembang 30113

DOI:

https://doi.org/10.24002/jars.v11i1.1084

Keywords:

sejarah, akulturasi, rumah panggung Cina, history, acculturation, level house of China

Abstract

Abstract: Palembang as one of the old town in the archipelago has a wide range of
cultural and historical value. One of the cultural heritage belonging to the field of
architecture that is Palembang traditional house. The development of this traditional
house is made up of migrants that differ from one village to another village so as to
form an acculturation, especially on the level house of China in 10 Ulu Palembang. The
purpose of this research is to determine the values contained in the historical level
houses of China and the mixing of cultures found in level houses of China in 10 Ulu
affecting the building and to produce a unique form of architecture through the
historical review of Palembang. The method used in this research is descriptive and
historical method that is looking for a wide variety of evidence about the activities
carried out by people who live past the level of China's house. From the analysis found
that acculturation on the level house of China’s at 10 Ulu is a cultural mix of China
traditional architecture and Palembang architecture.

Keyword: history, acculturation, level house of China

Abstrak: Palembang sebagai salah satu kota tua di nusantara memiliki berbagai macam
nilai budaya dan sejarah. Salah satu peninggalan budaya tersebut tergolong dalam
bidang arsitektur yaitu rumah tradisional Palembang. Perkembangan rumah tradisional
ini terbentuk dari penduduk pendatang yang berbeda antara satu kampung dengan
kampung yang lain sehingga membentuk suatu akulturasi budaya khususnya pada
rumah panggung Cina di 10 Ulu Palembang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui nilai-nilai kesejarahan yang terdapat pada rumah panggung Cina dan
percampuran budaya yang terdapat pada rumah panggung Cina di 10 Ulu yang
mempengaruhi bangunan serta menghasilkan bentuk arsitektur yang unik melalui
tinjauan kesejarahan Kota Palembang. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode deskriptif dan metode sejarah yaitu mencari berbagai variasi bukti-bukti
tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup dimasa lampau
pada rumah panggung Cina ini. Dari hasil analisis didapat bahwa akulturasi budaya
pada rumah panggung Cina di 10 ulu merupakan percampuran budaya dari arsitektur
tradisional Cina dan arsitektur Palembang.

Kata kunci: sejarah, akulturasi,rumah panggung Cina

 

References

Ari, Kemas, (2002), “Masyarakat Tionghoa Palembang, Tinjauan Sejarah Sosial (1823-1945)”, Kerjasama Forum Pengkajian Sosial dan Budaya Dengan Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia, Palembang.

Hanafiah, Djohan, (1990), “Arsitektur Tradisional Palembang”, Tidak dipublikasikan.

Hanafiah, Djohan, (1998), “Palembang Zaman Bari Citra Palembang Tempoe Doeloe”, Humas Pemerintah Kotamadya Tingkat II Palembang.

Haneman, John Theodore, (1984), “Pictorical Encyclopedia af Historic Architectural Plans, Details and Elements”, Dover Publications, Inc., New York.

Kohl, David G., M. A., (1984), “Chinese Architecture In The Straits Settlements and Western Malaya: Temples, Kongsis, and House”, Heinemonn Educational Books (Asia) Ltd., Kuala Lumpur.

Siswanto, Ari, (2002), “Arsitektur Tradisioanal Palembang”, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Palembang.

Wang, David C., (1954), “Arcitectural Research Methods”, Library of Congress Cataloging-in-Publication Data, United States of America.

Downloads

Published

2017-06-12