Pendampingan Perencanaan Master Plan Kompleks GKJ Medari menggunakan Media Maket Berbasis Partisipatif
DOI:
https://doi.org/10.24002/jai.v5i3.10436Keywords:
GKJ Medari, desain partisipatif, maket, community-based design, warisan budayaAbstract
Kompleks Gereja GKJ Medari yang dibentuk oleh beberapa jemaat gereja kecil di sekitar wilayah Medari, berkembang secara spontan dan tidak teratur dalam penataan ruangnya. Majelis Jemaat GKJ Medari ingin membuat Master Plan dan mengajukan proposal pendampingan kepada Laboratorium Perumahan dan Lingkungan Perkotaan (Lab Kota), FAD, UKDW. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membantu proses perencanaan master plan Kompleks Gereja GKJ Medari dengan pendekatan desain partisipatif. Melalui metode ini, partisipasi aktif dari jemaat dan pengurus gereja difasilitasi untuk memastikan perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi jemaat. Salah satu media yang digunakan dalam pendampingan ini adalah maket yang dikembangkan dengan partisipasi aktif jemaat yang memungkinkan visualisasi yang lebih konkret dan interaktif. Model ini merupakan alat komunikasi yang efektif untuk membantu jemaat memahami dan memberikan masukan mengenai tata ruang, sirkulasi, dan fungsi bangunan di kompleks gereja. Kondisi bangunan eksisting yang dapat disebut sebagai cagar budaya yang masih kokoh memungkinkan kita melihat regulasi yang dapat dipertimbangkan dalam mendesain ulang. Hasil dari kegiatan ini adalah rancangan rencana induk yang lebih inklusif dan partisipatif, serta penguatan kapasitas jemaat dalam berkontribusi terhadap perencanaan lingkungan fisik gereja.
References
[1] T. Seliari, I. I. Damanik, and Y. S. Raniasta, “Participatory design of street vendor tents at PKL Wahidin, Yogyakarta City,” Abdimas J. Pengabdi. Masy. Univ. Merdeka Malang, vol. 6, no. 4, pp. 575–587, 2021, doi: 10.26905/abdimas.v6i4.5468.
[2] I. I. Damanik, Y. S. Raniasta, and M. Kinanthi, “Perencanaan Ruang Usaha PKL di Kompleks Terminal Dhaksinarga Wonosari Berbasis Komunitas,” J. Atma Inovasia, vol. 4, no. 3, pp. 78–86, 2024.
[3] I. I. Damanik, Y. S. Raniasta, and T. Seliari, “Examining the Wahidin Street Vendors’ Tent Frame using Community Development Approach,” J. Innov. Community Engagem., vol. 3, no. 4, pp. 226–239, 2022, doi: 10.28932/ice.v3i4.5093.
[4] R. Lakoro, A. Sachari, A. E. Budiwaspada, and S. Sabana, “Perancangan Media Edukasi Mitigasi Bencana dengan Pendekatan Desain Partisipatif di Kecamatan Bojongsoang,” ANDHARUPA J. Desain Komun. Vis. Multimed., vol. 7, no. 2, pp. 209–223, 2021, doi: 10.33633/andharupa.v7i2.4156.
[5] B. A. Wibowo and D. Darsono, “Community-Based Tourism Design to Develop a Historical Tourism Village in Yogyakarta,” Amalee Indones. J. Community Res. Engagem., vol. 3, no. 1, pp. 123–138, 2022, doi: 10.37680/amalee.v3i1.1286.
[6] U. Saripudin et al., “Pendampingan dan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mekarmukti melalui Metode Asset Based Community Development,” J. Penelit. dan Pengabdi. Masy., vol. 2, no. 2, pp. 209–220, 2024, doi: 10.61231/jp2m.v2i2.248.
[7] Suparjan and H. Suyatno, Pengembangan Masyarakat: Dari Pembangunan sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media, 2003.
[8] E. Maria, A. Sudarso, and J. T. K. Perangin-Angin, “Membangun Sense of Belonging (Rasa Memiliki) Individu Dan Menerapkannya Sebagai Wujud Motivasi Diri Dalam Bekerja Dan Kecintaan Terhadap Organisasi Pada Ypk Don Bosco Kam,” J. Pengabdi. Pada Masy. METHABDI, vol. 3, no. 1, pp. 104–112, 2023, doi: 10.46880/methabdi.vol3no1.pp104-112.
[9] A. Setiawan, “DESAIN PARTISIPATIF KOTA Sebuah Alternatif atas Komodifikasi Ruang Kota,” Prism. J. Pemikir. Sos. Ekon., vol. 41, no. 1, p. 3, 2022.
[10] H. A. Nurhakim, “PRESERVATION OF HISTORICAL VALUES OF KANIGORO MONUMENT THROUGH SOCIAL SERVICE ACTIVITIES TO THE COMMUNITY IN KANIGORO HAMLET, AMBARKETAWANG, GAMPING, SLEMAN,” ABDI J. Pengabdi. Masy., vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2024.
[11] C. Dureau, Pemburu dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan, Tahap II. Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCES), 2013.
[12] R. I. Kusuma, R. Ujianto, and R. Wigati, “Penyusunan Potensi Desa Budaya Melalui Focus Group Discuss Berbasis Local Advantage,” JMM (Jurnal Masy. Mandiri), vol. 7, no. 3, p. 2423, 2023, doi: 10.31764/jmm.v7i3.14019.
[13] D. Fardiah, “‘Focus Group Discussion’ dalam Paradigma Pembangunan Partisipatif,” Mediat. J. Komun., vol. 6, no. 1, pp. 95–108, 2005, doi: 10.29313/mediator.v6i1.1180.
[14] P. Indrianti, O. Kurniawan, E. Triana, and R. Kertanegara, “PENGABDIAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS PENGGUNA ( USER-CENTERED DESIGN ) PADA,” vol. 2, pp. 98–111, 2023.
[15] J. A. Dewantara and T. S. Atmaja, “Menangkal Dampak Simulacra di Wilayah Perbatasan Jagoi Babang Melalui Penguatan Sense of Belonging Warga Negara Muda,” vol. 1, no. 3, pp. 74–79, doi: 10.26418/djpkm.v1i3.72848.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Maria Kinanthi, Imelda Irmawati Damanik, Sriana Delfiati, Paulus Bawole, Agustina Tri Mulyani, Lusianus Joifo Jerau

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.